Kata pengantar
Pada dasarnya, makalah adalah kumpulan informasi
yang membahas suatu persoalan. Dan Alhamdulillah kami telah menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “Teknologi Informasi”
Makalah ini membahas informasi tentang
Teknologi informasi, yang menjadi bagian hidup dari manusia jaman sekarang. Yang membantu dan memudahkan kita dalam melakukan suatu kegiatan.
Teknologi informasi, yang menjadi bagian hidup dari manusia jaman sekarang. Yang membantu dan memudahkan kita dalam melakukan suatu kegiatan.
Seiring majunya Teknologi Informasi sekarang, pola
berpikir manusia pun menjadi berubah. Makalah ini menyajikan pembahasan,
dampak, dan perkembangan dari Teknologi Informasi.
Kami harap makalah ini dapat menambah wawasan anda
mengenai Teknologi Informasi, walaupun kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan sebaik
mungkin.
~RBS~
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan
informasi saat ini telah begitu pesat, sehingga menempatkan suatu bangsa pada
kedudukan sejauh mana bangsa tersebut maju didasarkan atas seberapa jauh bangsa
itu menguasai kedua bidang tersebut di atas. Bangsa Indonesia merupakan salah
satu bangsa yang hidup dalam lingkungan global, maka mau tidak mau juga harus
terlibat dalam maju mundurnya penguasaan Iptek, khususnya untuk kepentingan
bangsa sendiri. Untuk mencapai maksud tersebut pemerintah menuangkannya dalam
salah satu bentuk dari tujuan dan arah Pembangunan Nasional, yaitu
Sektor/Bidang Iptek.
Arah dari penuangan sektor Iptek
dalam Pembangunan Nasional adalah dimaksudkan untuk:
- Menentukan keberhasilan membangun masyarakat maju dan mandiri,
- Mempercepat peningkatan kecerdasan dan kemampuan bangsa, dan
- Untuk mempercepat proses pembaharuan.
Sedangkan sasaran yang hendak
dicapai dari upaya pengembangan teknologi informasi dan komunikasi itu di
antaranya adalah untuk:
- Meningkatkan kesejahteraan, kemajuan peradaban, ketangguhan, dan daya saing bangsa
- Memacu pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; dan
- Menuju masyarakat yang berkualitas, maju, mandiri, dan sejahtera (P3TIE-BPPT,2001:69).
Selanjutnya sasaran tersebut
di atas diupayakan dapat dicapai melalui beberapa program yaitu: (1)
Peningkatan kemampuan pemanfaatan, pengembangan, dan keunggulan produksi,
teknologi, ilmu pengetahuan terapan, dan ilmu pengetahuan dasar secara seimbang
dan terpadu, (2) Pengembangan kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dinamis, efektif, efisien, dan produktif, (3) Pembinaan sumber daya manusia,
(4) Penumbuhan kreativitas dan inovasi, dan (5) Pengembangan sarana dan
prasarana(P3TIE-BPPT,2001:69).
Peradaban masa depan adalah
masyarakat informasi ketika jasa informasi menjadi komoditas utama dan
interaksi antar manusia sudah berbasis teknologi informasi dan komunikasi
(Information and Communication Technology /ICT). KTT Masyarakat Informasi yang
diselenggarakan pada bulan Desember 2003 telah mencanangkan rencana penggunaan
ICT sampai 50 % untuk setiap negara pada tahun 2015(Tempo Interaktif,2004).
Dalam rangka mewujudkan pembinaan sumber daya manusia yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan daya saing yang memadai sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan zaman, maka pengembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang telah dicanangkan oleh pemerintah diharapkan dapat dipergunakan semaksimal
mungkin untuk memberdayakan seluruh potensi yang ada pada masyarakat, yakni
melalui optimalisasi pemanfaatan layanan informasi kepada masyarakat luas.
Sebagaimana diketahui, saat ini mulai
tahun 2007 pemerintah telah mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat di bidang penaggulangan kemiskinan yang akan menjangkau 31,92 juta
penduduk miskin di Indonesia atau sekitar 7,96 juta keluarga miskin. Program
ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2007 ini (TKPKRI,
2007).
Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat pada sektor penanggulangan kemiskinan di atas hanya sebagai contoh
untuk dikemukakan bahwa program yang akan menelan biaya trilyunan tersebut
tidak akan dapat terlaksana secara optimal jika tidak didukung oleh upaya
pemanfaatan layanan informasi secara terarah dan terpadu, yakni dengan
memanfaatkan semaksimal mungkin fasilitas teknologi informasi yang ada. Hal ini
menjadi diskursus yang menarik karena realitas dalam kehidupan masyarakat kita
saat ini masih menunjukkan adanya beberapa gejala yang kurang menguntungkan.
Misalnya masih belum maksimalnya kesadaran informasi yang dimiliki masyarakat,
sikap masyarakat terhadap teknologi yang kurang menunjang, belum meratanya dan
belum meluasnya penggunaan teknologi informasi, dan penerapan budaya informasi
yang belum didorong oleh pelembagaan atau kebijakan secara menyeluruh (Dahlan,
1993).
Makalah ini mencoba untuk
mengetengahkan tentang pentingnya teknologi informasi sebagai sarana layanan
informasi kepada masyarakat dalam upaya mendorong tercapainya secara optimal
program pemberdayaan masyarakat.
Fokus masalah dalam makalah ini akan
diarahkan kepada beberapa item penting yaitu:
- Apakah informasi, teknologi informasi dan layanan informasi itu?
- Apa yang dimaksud dengan pemberdayaan masyarakat?
- Apa sajakah kendala yang dapat ditemui dalam penerapan layanan informasi untuk pemberdayaan masyarakat?
- Bagaimana mengoptimalkan layanan informasi untuk mendorong tercapainya program pemberdayaan masyarakat?
Informasi adalah benda abstrak yang
dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan positif dan atau sebaliknya. Informasi
dapat mempercepat atau memperlambat pengambilan keputusan. Dengan demikian
informasi memiliki kekuatan, baik yang membangun maupun yang merusak. Dalam
prakteknya, informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk baik lisan (oral),
tercetak (printed), audio, maupun audio-visual gerak yang masing-masing
memiliki ciri khas, kelebihan dan kekurangan, sebagaimana tabel di bawah ini:
Sifat Informasi
Tercetak-Audio-AudioVisual
Tercetak Audio Audio-Visual
- dapat dibaca, dimana dan kapan
saja
- dapat dibaca berulang-ulang
- daya rangsang rendah
- pengolahan bisa mekanis, bisa
elektris
- biaya relatif rendah.
- Daya jangkau terbatas – Dapat
didengar bila siaran
- Dapat didengar kembali bila
diputar kembali.
- Daya rangsang rendah.
- Elektris.
- Relatif murah.
- Daya jangkau besar. – Dapat
didengar dan dilihat bila siaran.
- Dapat didengar dan dilihat kembali
bila diputar kembali.
- Daya rangsang sangat tinggi.
- Sangat mahal.
- Daya jangkau besar, kecuali
bioskop.
Gambar 1. Contoh Informasi Tercetak
Menurut Shannon dan Weaver,
informasi sebagai objek materi ilmu komunikasi mempunyai makna: Patterned
matter-energy that affects the probabilities of alternatives available to an
individual making decision (hal atau energi yang terpolakan yang mempengaruhi
dan memungkinkan seseorang membuat keputusan dari beberapa kemungkinan yang
ada) (Shannon dan Weaver, 1949).
Informasi bermanfaat untuk mencapai
tujuan ideal maupun material. Di akhir abad ke-20 informasi mampu menempatkan
diri sebagai komoditas yang sangat potensial untuk mendatangkan materi.
Informasi dapat dikembangbiakkan, diolah, dan diperdagangkan untuk tujuan
material; atau disajikan untuk mempengaruhi sikap mental individu seperti iklan
(material) dan publikasi/propaganda atau layanan sosial (ideal). Kenyataan ini
sebagaimana disinggung oleh Tanudikusumah (1984) yang menyatakan: “Kelak
manusia akan “berternak” informasi, dan dari “berternak” informasi ini manusia
akan memperdagangkannya dan memperoleh keuntungan darinya (Tanudikusumah,
1984). [1]Demikian
hebatnya eksistensi informasi itu, hingga Napoleon Bonaparte (1769-1821) pernah
menyatakan: “Saya lebih takut terhadap ketajaman pena daripada harus menghadapi
satu batalion tentara bersenjata lengkap; dan “Bila pers saya beri kebebasan,
kekuasaan saya tidak akan lebih dari tiga bulan”.
Dalam sejarahnya Napoleon merupakan
contoh seseorang yang dapat mencapai kekuasaan berkat kepandaiannya
memanfaatkan informasi. Ironisnya, ia jatuh akibat kesalahannya memanfaatkan
informasi.
Dalam pengertian yang sederhana,
teknologi informasi dapat diartikan sebagai: “Teknologi informatika yang mampu
mendukung percepatan dan meningkatkan kualitas informasi, serta percepatan arus
informasi ini tidak mungkin lagi dibatasi oleh ruang dan waktu” (J.B. Wahyudi,
1992). Dari pendapat ini terdapat item yang sangat mendasar yaitu: “percepatan
dan peningkatan kualitas informasi yang tidak terbatasi oleh ruang dan waktu”
kalimat kunci tersebut lebih mengarah kepada kedudukan teknologi informasi
secara fungsional, yakni mempercepat akses informasi dan meningkatkan kualitas
informasi.
Everett M. Rogers (1986) dalam
Communication Technology menyatakan bahwa teknologi biasanya memiliki dua
aspek, yaitu perangkat keras (objek materi dan sifatnya), dan aspek perangkat
lunak (dasar informasi untuk menggerakkan perangkat keras itu). Sedangkan
batasan mengenai teknologi informasi itu, Rogers menyatakan:
“Teknologi informasi adalah perangkat keras bersifat organisatoris, dan meneruskan nilai-nilai sosial dengan siapa individu atau khalayak mengumpulkan, memproses, dan saling mempertukarkan informasi dengan individu atau khalayak lain (Rogers, 1986).
“Teknologi informasi adalah perangkat keras bersifat organisatoris, dan meneruskan nilai-nilai sosial dengan siapa individu atau khalayak mengumpulkan, memproses, dan saling mempertukarkan informasi dengan individu atau khalayak lain (Rogers, 1986).
Dari beberapa pengertian di atas
dapat disimpulkan secara sederhana bahwa teknologi informasi merupakan
seperangkat fasilitas yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak
yang dalam prakteknya diarahkan untuk mendukung dan meningkatkan kualitas
informasi yang sangat dibutuhkan oleh setiap lapisan masyarakat secara cepat
dan berkualitas. Berkat teknologi informasi inilah, informasi yang ada di
setiap tempat pada detik yang sama dapat dipantau di tempat lain meskipun
tempat itu berada di belahan bumi yang lain, atau bahkan di ruang angkasa
sekalipun.
Dewasa ini semakin dirasakan
pentingnya pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana untuk layanan
informasi bagi masyarakat guna mendukung penyelenggaraan program-program
pemerintah. Pemerintah bagaimanapun tidak dapat mengkesampingkan keberadaan
teknologi informasi karena teknilogi informasi merupakan sarana yang paling
efektif untuk menyampaikan atau mensosialisasikan kebijakan-kebijakan
pemerintah dalam berbagai bidang.
Teknologi informasi yang difungsikan
untuk layanan informasi kepada masyarakat memungkinkan terjadinya pertukaran
informasi dalam waktu seketika tanpa dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal
ini tentu akan sangat mendukung suatu disiplin ilmu atau suatu jenis pekerjaan
yang memerlukan kecepatan akses informasi seperti jurnalistik atau ekonomi.
Jurnalistik merupakan jenis kerja yang mengutamakan aktualitas/kecepatan;
sedangkan pada bidang ekonomi/bisnis percepatan informasi akan membawa pengaruh
terhadap perolehan profit atau sebaliknya.
Gambar 2. Contoh Teknologi Informasi
Sudah terbukti secara nyata bahwa
bidang pembangunan, perekonomian, bisnis, dan bidang lainnya tidak akan
mengalami kemajuan tanpa diimbangi dengan pencapaian kemajuan di bidang
teknologi informasi. John Naisbitt dan Patricia Aburdene (1984) telah
memprediksikan akan terbentuknya ekonomi global. Prediksi ini saat ini telah
menjadi kenyataan, misalnya saja pada saat ini seseorang yang tengah berada di
tengah hutan belantara di pedalaman Kalimantan dapat saja melakukan transaksi
dengan rekan bisnisnya yang ada di New York melalui komunikasi dengan telepon
satelitnya. Oleh karena itu pemanfaatan teknologi informasi untuk layanan
informasi kepada masyarakat merupakan suatu keniscayaan. Sebab layanan
informasi di masa sekarang ini tidak akan membuahkan hasil yang maksimal jika
tidak didukung oleh teknologi informasi. Inilah kaitan erat antara teknologi
informasi dengan layanan informasi bagi masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat merupakan
proses mengajak masyarakat agar mengetahui potensi yang dimiliki untuk
dikembangkan dan menemukenali permasalahan yang ada, agar bisa diatasi secara
mandiri oleh masyarkat itu sendiri. Pemberdayaan masyarakat diupayakan melalui
kapasitas sumberdaya manusia agar dapat bersaing dan mempunyai kesempatan
berusaha untuk meningkatkan pendapatan rumahtangga sehingga akan tercapai
ketahanan pangan masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mewujudkan pemberdayaan masyarakat adalah melalui layanan informasi dengen
memanfaatkan teknologi informasi yang ada.
Upaya pemberdayaan masyarakat telah mendapat perhatian besar dari berbagai pihak yang tidak terbatas pada aspek pemberdayaan ekonomi sosial, tetapi juga menyangkut aspek pemberdayaan di segala bidang. Pemberdayaan masyarakat terkait dengan pemberian akses bagi masyarakat, lembaga, dan organisasi masyarakat dalam memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan kehidupan ekonomi, sosial dan politik. Oleh sebab itu, pemberdayaan masyarakat amat penting untuk mengatasi ketidakmampuan masyarakat yang disebabkan oleh keterbatasan akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, adanya kondisi kemiskinan yang dialami sebagaian masyarakat, dan adanya keengganan untuk membagi wewenang dan sumber daya yang berada pada pemerintah kepada masyarakat.
Potensi masyarakat untuk mengembangkan kelembagaan keswadayaan ternyata telah meningkat akibat kemajuan sosial ekonomi masyarakat. Pada masa depan perlu dikembangkan lebih lanjut potensi keswadayaan masyarakat, terutama keterlibatan masyarakat pada berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan ketahanan sosial, dan kepedulian mayarakat luas dalam memcahkan masalah kemasyarakatan.
Upaya pemberdayaan masyarakat telah mendapat perhatian besar dari berbagai pihak yang tidak terbatas pada aspek pemberdayaan ekonomi sosial, tetapi juga menyangkut aspek pemberdayaan di segala bidang. Pemberdayaan masyarakat terkait dengan pemberian akses bagi masyarakat, lembaga, dan organisasi masyarakat dalam memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan kehidupan ekonomi, sosial dan politik. Oleh sebab itu, pemberdayaan masyarakat amat penting untuk mengatasi ketidakmampuan masyarakat yang disebabkan oleh keterbatasan akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, adanya kondisi kemiskinan yang dialami sebagaian masyarakat, dan adanya keengganan untuk membagi wewenang dan sumber daya yang berada pada pemerintah kepada masyarakat.
Potensi masyarakat untuk mengembangkan kelembagaan keswadayaan ternyata telah meningkat akibat kemajuan sosial ekonomi masyarakat. Pada masa depan perlu dikembangkan lebih lanjut potensi keswadayaan masyarakat, terutama keterlibatan masyarakat pada berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan ketahanan sosial, dan kepedulian mayarakat luas dalam memcahkan masalah kemasyarakatan.
Potensi masyarakat tersebut di atas,
dalam hal ini diartikan sebagai “Masyarakat Berdaya” yang perlu ditingkatkan
dan dikembangkan secara berkelanjutan. Keberdayaan “Masyarakat Berdaya”
dicirikan dengan timbulnya (1) kesadaran bahwa, mereka paham akan haknya atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta sanggup menjalankan kewajiban dan
tanggung jawab untuk tercapainya kualitas lingkungan hidup yang dituntutnya.
Kemudian, (2) berdaya yaitu mampu melakukan tuntutan mendapatkan lingkungan
yang baik dan sehat. Selanjutnya, (3) mandiri dalam kemampuan berkehendak
menjalankan inisiatif lokal untuk menghadapi masalah lingkungan di sekitarnya.
Dan, secara aktif tidak saja (4) memperjuangkan aspirasi dan tuntutan kebutuhan
lingkungan yang baik dan sehat secara terus menerus, tetapi juga (5) melakukan
inisiatif lokal.
Pemberdayaan adalah suatu proses
yang berjalan terus menerus untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian
masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya.
Dalam proses tersebut masyarakat
bersama-sama:
- Mengidentifikasi dan mengkaji permasalahan dan potensinya.
- Mengembangkan rencana kegiatan kelompok berdasarkan hasil kajian.
- Menerapkan rencana tersebut.
- Secara terus-menerus memantau dan mengkaji proses dan hasil kegiatannya (Monitoring dan Evaluasi / M&E).
Layanan informasi bagi masyarakat
yang diwujudkan dengan memfungsikan secara optimal teknologi informasi yang ada
menurut M. Alwi Dahlan (1993) masih terkendala oleh beberapa hal, di antaranya
adalah:
- Kesadaran informasi masyarakat
yang masih belum maksimal.
Kurangnya kesadaran informasi terlihat dari peranan informasi dalam proses melakukan pekerjaan atau kegiatan. Informasi masih belum merupakan sesuatu yang dengan sendirinya melekat pada setiap langkah. Dalam masyarakat kita sering terjadi bahwa yang harus punya informasi belum tentu memilikinya, dan kalau memiliki belum tentu dapat mencarinya (misalnya karena arsip tidak terpelihara). - Sikap terhadap teknologi belum menunjang. Masyarakat mungkin telah membicarakan teknologi, tetapi pada umumnya belum diikuti penerimaan sepenuh hati. Teknologi yang dikaitkan masyarakat dengan masyarakat informasi pada umumnya adalah produk teknologi konsumen, itupun pada umumnya menyangkut teknologi komunikasinsebagai penerima informasi, bukan sebagai pengolahnya. Teknologi informasi belum dapat dikatakan memasyarakat, bagaimanapun meluapnya perhatian terhadap pameran komputer, tetapi orang banyak datang hanya untuk mengagumi berbagai kecanggihan komputer itu. Meskipin jumlah pembeli komputer sudah meningkat, tetapi fungsinya belum dapat dipahami dengan baik. Semua ini menunjukkan bahwa sikap terhadap teknologi informasi belum positif.
- Penggunaan teknologi informasi
belum merata, apalagi mengakar dalam kehidupan masyarakat.
Banyak orang yang sudah mulai menggunakan komputer tetapi sebagian besar terlihat belum memanfaatkannya secara efisien, jauh di bawah kemampuan dan fungsinya. Penggunaan yang kurang efisien ini bukan hanya terjadi pada masyarakat biasa, bahkan beberapa organisasi/institusi yang seharusnya merupakan perintis masyarakat informasi terlihat masih berada pada tahap awal dalam melembagakan pemanfaatan teknologi informasi. - Penerapan budaya informasi
belum didorong oleh pelembagaan atau kebijakan nasional.
Pada negara berkembang yang tak akan pernah kecukupan anggaran, pembudayaan suatu teknologi sangat bergantung pada kebijakan dan prioritas pemerintah. Dalam hal ini sebagai contoh, terlihat betapa cepatnya teknologi televisi membudaya, sejak pemerintah memutuskan untuk mempergunakan Satelit Palapa.
Keempat item mengenai pemanfaatan
teknologi informasi tersebut di atas dapat menjadi kendala untuk mewujudkan
layanan informasi bagi masyarakat. Bagaimanapun layanan informasi gencar
dilakukan oleh pemerintah, tetapi jika di tengah-tengah masyarakat sendiri
belum tercipta suatu kondisi “kesadaran informasi” yang menyeluruh tentu
layanan informasi yang sedang digalakkan oleh pemerintah tidak akan membuahkan
hasil secara optimal.
Untuk mengatasi beberapa kendala di
atas, agar layanan informasi yang dilakukan oleh pemerintah dapat lebih berguna
bagi upaya untuk memberdayakan masyarakat, maka sebagai alternatif dapat
dilakukan beberapa langkah yaitu:
- Menentukan konsep nasional mengenai masyarakat informasi Indonesia yang diinginkan, dengen mempertimbangkan perkembangan masyarakat dan budaya sendiri ke masa depan tanpa melepaskan diri dari negara maju. Konsep ini perlu dijabarkan dalam kebijakan yang menjadi pegangan dalam pemilihan, penerapan, dan pembudayaan teknologi secara luas, termasuk pendidikan dan sebagainya.
- Meningkatkan kesadaran berinformasi dan sikap yang positif terhadap informasi dalam segala bidang, yang menjadi dasar bagi pembudayaan teknologi informasi. Upaya ini perlu dipadukan kedalam segala sektor dan program secara luas, sehingga “bendera informasi dapat berkibar di semua tiang, tidak terbatas pada tiang informatika”. Memberi prioritas kepada institusi/pranata yang strategis untuk menunjang pembentukan masyarakat informasi.
- Merubah citra teknologi dan teknologi informasi, sehingga dapat diterima dengan wajar dan akrab oleh pemakai yang lebih luas dan masyarakat umum Indonesia.
Citra/persepsi baru tersebut
dikembangkan sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan yang mendorong
adopsi inovasi, yaitu:
- Manfaat komparatif dengan praktek/kebiasaan yang ada
- Keserasian dan keselarasan (compatibility) dengan nilai-nilai, pengalaman, dan kebutuhan masyarakat
- Kesederhanaan, keakraban, dan kemudahan pemakaian
- Ketersediaan; kemungkinan bagi orang banyak untuk mencoba dalam situasi yang dikehendakinya
- Pembuktian; masyarakat dapat mengamati keberhasilan danmanfaat penerapan tersebut dalam lingkungannya (Dahlan, 1993).
D. Optimalisasi
layanan informasi untuk pemberdayaan masyarakat
Menurut Wikipedia Indonesia,
pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk
jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada
prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di
Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan organisasi yang
menyelenggarakannya, pelayanan publik atau pelayanan umum dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
- Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi privat, adalah semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta, seperti misalnya rumah sakit swasta, PTS, perusahaan pengangkutan milik swasta
- Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi publik. Dapat dibedakan lagi menjadi :
- Yang bersifat primer dan,adalah semua penyediaan barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah yang di dalamnya pemerintah merupakan satu-satunya penyelenggara dan pengguna/klien mau tidak mau harus memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di kantor imigrasi, pelayanan penjara dan pelayanan perizinan.
- Yang bersifat sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya pengguna/klien tidak harus mempergunakannya karena adanya beberapa penyelenggara pelayanan.
Salah satu bentuk pelayanan publik
yang tidak kalah pentingnya di antara jenis-jenis pelayanan publik lainnya
adalah layanan informasi kepada publik. Sebagaimana diuraikan di muka,
pelayanan publik dalam bentuk layanan informasi dapat berupa layanan informasi
yang menggunakan berbagai macam produk teknologi informasi, baik media
tercetak, audio, audio visual, internet dan sebagainya. Berkaitan dengan
pemanfaatan internet sebagai media layanan informasi ini, pemerintahan di
seluruh dunia pada saat ini menghadapi “tekanan” dari berbagai pihak untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik dan meningkatkan partisipasi aktif dalam
pemberian informasi bagi masyarakat serta dituntut untuk lebih efektif. Hal ini
menyebabkan eGovernment atau pemerintahan berbasis elektronik semakin berperan
penting bagi semua pengambil keputusan. Pemerintah Tradisional (traditional
government) yang identik dengan paper-based administration mulai ditinggalkan. [2]Transformasi
traditional government menjadi electronic government (eGovernment) menjadi
salah satu isu kebijakan publik yang hangat dibicarakan saat ini. Di Indonesia
eGovernment baru dimulai dengan inisiatif yang dicanangkan beberapa tahun lalu.
Berdasarkan definisi dari World
Bank, eGovernment adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah
(seperti: Wide Area Network, Internet dan mobile computing) yang memungkinkan
pemerintah untuk mentransformasikan hubungan dengan masyarakat, dunia bisnis
dan pihak yang berkepentingan. (www.worldbank.org). Dalam prakteknya,
eGovernment adalah penggunaan Internet untuk melaksanakan urusan pemerintah dan
penyediaan pelayanan publik yang lebih baik dan cara yang berorientasi pada
pelayanan masyarakat. Internet merupakan salah satu dari sarana layanan
informasi yang dapat dimanfaatkan untk memberdayakan masyarakat, di samping
internet masih banyak lagi produk teknologi informasi yang dapat diarahkan kegunaannya
untuk melaksanakan program-program pemberdayaan masyarakat.
Pemanfaatan teknologi informasi untuk pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Roger Harris dalam bukunya yang berjudul Information and Communication Technologies for Poverty Alleviation (2004), mencatat sekurangnya 12 strategi pemanfaatan teknologi informasi yang dapat dimaksimalkan dampaknya untuk memberdayakan masyarakat, yaitu:
Pemanfaatan teknologi informasi untuk pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Roger Harris dalam bukunya yang berjudul Information and Communication Technologies for Poverty Alleviation (2004), mencatat sekurangnya 12 strategi pemanfaatan teknologi informasi yang dapat dimaksimalkan dampaknya untuk memberdayakan masyarakat, yaitu:
- Mendistribusikan informasi yang relevan untuk pembangunan;
- Memberdayakan masyarakat yang kurang beruntung (disadvantaged) dan terpinggirkan (marginalized);
- Mendorong usaha mikro(fostering microentrepreneurship);
- Meningkatkan layanan informasi kesehatan jarak jauh (telemedicine);
- Memperbaiki pendidikan melalui e-learning dan pembelajaran-seumur-hidup (life-long learning);
- Mengembangkan perdagangan melalui ecommerce;
- Menciptakan ketataprajaan (governance) yang lebih efisien dan transparan melalui egovernance;
- Mengembangkan kemampuan;
- Memperkaya kebudayaan;
- Menunjang pertanian;
- Menciptakan lapangan kerja (creating employment); dan
- Mendorong mobilisasi sosial.
Menurut hemat penulis untuk
mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi sebagai sarana layanan informasi
untuk memberdayakan masyarakat, maka perlu dilakukan beberapa langkah strategis
di antaranya adalah:
- Meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat akan manfaat teknologi informasi. Dengan menyadari akan manfaat teknologi informasi, maka diharapkan masyarakat akan mampu menyerap berbagai informasi penting sehingga mendorong masyarakat untuk secara sadar melakukan kegiatan-kegiatan partisipatif yang mengarah kepada terbentuknya “masyarakat berdaya” di segala bidang. Peningkatan kesadaran ini dilakukan melalui penyelenggaraan aktivitas seperti seminar, kampanye melalui media massa, focus group discussion, konsultasi partisipatif, dan lain-lain.
- Menyediakan akses informasi. Penyediaan informasi ini haruslah informatif dan layanan yang relevan untuk masyarakat. Agar dapat berjalan berkesinambungan, masyarakat haruslah dapat merasakan manfaat yang dapat diambil dari akses informasi yang diberikan. Manfaat ini secara ekonomis dapat dirasakan melalui peningkatan penghasilan atau mengurangi pengeluaran. Oleh karena itu, informasi atau layanan yang diberikan haruslah tepat sasaran dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (demand driven), diolah dalam format yang sederhana, bahasa yang dimengerti, serta disebarkan dengan media komunikasi yang biasa digunakan, seperti papan pengumuman desa, pengeras suara, penyuluhan desa, radio komunitas, atau medium lain yang sesuai dengan konteks lokal.
- Membangun kemitraan antara masyarakat dan penyedia layanan informasi. Penggalangan kemitraan adalah bagian penting dari program layanan informasi dan dimaksudkan terutama untuk mendukung pengembangan kemampuan masyarakat. Kemitraan ini dilakukan dengan semua pihak dari berbagai sektor, misalnya dengan departemen dan institusi kesehatan, pendidikan, industri, dan pertanian untuk mempromosikan pengembangan materi (content development) dan layanan informasi untuk orang miskin. Sebaliknya, pihak departemen dan instansi juga dapat dimudahkan tugasnya dengan pengadaan sarana layanan umum/publik melalui layanan informasi untuk disampaikan secara elektronik (online atau e-services).
Dari beberapa gagasan di atas
diharapkan penyelenggaraan layanan informasi kepada masyarakat dapat mencapai
sasaran secara tepat guna. Dengan melibatkan masyarakat dalam penyelenggaraan
layanan informasi, penyediaan layanan informasi secara menyeluruh, dan
membangun hubungan kemitraan antara penyedia layanan informasi dengan
masyarakat diharapkan akan memberikan nilai positif dan peningkatan pengetahuan
dan ketrampilan masyarakat di segala bidang, dan pada akhirnya terciptalah
suatu kondisi di mana masyarakt terbentuk menjadi “masyarakat berdaya” yang di
antaranya memiliki sikap-sikap keberdayaan seperti:
1) memiliki
kesadaran akan hak dan kewajibannya sebagai warga masyarakat,
2) memiliki sikap
kemandirian dalam kemampuan berkehendak menjalankan inisiatif lokal untuk
menghadapi masalah lingkungan di sekitarnya,
3) mampu
memperjuangkan aspirasi dan tuntutan kebutuhan lingkungan yang baik dan sehat
secara terus menerus, serta
4) mampu melakukan
inisiatif lokal yang menunjukkan diri sebagai warga masyarakat yang memiliki
ciri keberdayaan di segala bidang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang
dimilikinya.
Dari uraian tentang layanan
informasi sebagai wahana untuk pemberdayaan masyarakat di atas dapat penulis
simpulkan beberapa hal, di antaranya:
- Informasi adalah benda abstrak yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan positif dan atau sebaliknya. Informasi dapat mempercepat atau memperlambat pengambilan keputusan.
- Informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk baik lisan (oral), tercetak (printed), audio, maupun audio-visual gerak yang masing-masing memiliki ciri khas, kelebihan dan kekurangan.
- Teknologi informasi merupakan seperangkat fasilitas yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak yang dalam prakteknya diarahkan untuk mendukung dan meningkatkan kualitas informasi yang sangat dibutuhkan oleh setiap lapisan masyarakat secara cepat dan berkualitas.
- Pemanfaatan teknologi informasi untuk layanan informasi kepada masyarakat merupakan suatu keniscayaan. Layanan informasi di masa sekarang tidak akan membuahkan hasil yang maksimal jika tidak didukung oleh teknologi informasi.
- Pemberdayaan masyarakat merupakan proses mengajak masyarakat agar mengetahui potensi yang dimiliki untuk dikembangkan dan menemukenali permasalahan yang ada, agar bisa diatasi secara mandiri oleh masyarkat itu sendiri.
- Beberapa kendala layanan informasi kepada masyarakat di antaranya:
- Kesadaran informasi masyarakat yang masih belum maksimal.
- Sikap terhadap teknologi belum menunjang.
- Penggunaan teknologi informasi belum merata, apalagi mengakar dalam kehidupan masyarakat.
- Penerapan budaya informasi belum didorong oleh pelembagaan atau kebijakan nasional.
- Optimalisasi layanan informasi dalam rangka pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya:
- Meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat akan manfaat teknologi informasi.
- Menyediakan akses informasi yang informatif dan layanan yang relevan untuk masyarakat;
- Membangun kemitraan antara masyarakat dan penyedia layanan informasi.
~Rana d Dragon~
Link Download:
-RBS DOWNLOAD-
-Terima Kasih, telah mengunjungi Blog RBS-


Tidak ada komentar:
Posting Komentar